
Permasalahan utama yang dihadapi TPA Batu Bola di Padang Sidimpuan adalah sebagai berikut:
1. Kapasitas Penuh & Fasilitas Tidak Memadai
Kapasitasnya sudah overwhelmed, menerima sekitar 161,8 ton sampah per hari, tanpa proses pengolahan atau penanganan yang layak .
Sampah hanya ditumpuk, tidak dipilah atau diolah, sehingga terus menumpuk dan memunculkan tumpukan besar yang tak terkelola .
—
2. Pencemaran Air & Tanah dari Air Lindi
Karena TPA tidak memiliki instalasi pengolah air limbah (IPAL), air lindi langsung mengalir ke anak sungai dan Sungai Batang Ayumi, yang digunakan masyarakat untuk irigasi dan MCK .
Kondisi ini dianggap sangat berbahaya bagi kesehatan warga dan ekosistem sekitar.
—
3. Lokasi Tidak Sesuai Standar
TPA berada di area dengan kemiringan >20%, di atas aliran sungai dan dekat dengan permukiman—bertentangan dengan regulasi TPA yang aman .
Pengamat menilai ini bisa menjadi “bom waktu” lingkungan, karena rawan longsor, pencemaran dan kerusakan lebih luas .
—
4. Insiden Kebakaran & Polusi Udara
Tumpukan sampah di TPA sering terbakar sendiri akibat gas metana, menghasilkan asap hitam tebal berbahaya untuk pernapasan .
Masyarakat dan pengamat menyoroti polusi udara yang merugikan kesehatan warga sekitar .
—
5. Gagalnya Relokasi ke TPA Baru
Pemerintah telah membeli lahan seluas sekitar 6–10 hektare di Desa Batang Bahal sejak 2018–2019 .
Akibatnya, tumpukan sampah tetap menumpuk di Batu Bola, memperpanjang berbagai risiko lingkungan dan sosial.
—
6. Pengelolaan Minim & Ketergantungan pada Pemerintah Pusat
Belum ada pengolahan sampah organik menjadi kompos atau ekoenzim, juga belum ada gerakan masif untuk daur ulang anorganik seperti ecobricks.

Pemerintah setempat terlalu menunggu dana pusat, tanpa memanfaatkan APBD daerah atau kerjasama pihak swasta yang bisa lebih proaktif .
Solusi yang Diusulkan
1. Cepat membangun TPA baru di Batang Bahal dengan dukungan APBN/APBD.
2. Lengkapi fasilitas IPAL, sistem pembuangan air lindi dan drainase.
3. Terapkan pengelolaan sampah 3R: reduce, reuse, recycle – termasuk kompos dan ecobricks.
(Dolly Gusrizal, ST )